Penyusunan buku ajar ini menjadi bagian dari komitmen penguatan kapasitas pendidik Kristen, khususnya dalam mengembangkan manajemen pendidikan yang tidak sekadar teknis, tetapi juga menyentuh ranah spiritual dan etis. Karakter seperti integritas, kepemimpinan, serta keteladanan menjadi fondasi penting yang perlu terus dibangun melalui literatur yang tepat dan kontekstual. Penulis 1 : Dr. Jannes Eduard Sirait, M.Pd […]
Seni Manajemen Kelas Hebat, Belajar Tanpa Batas. Orkestrasi Pembelajaran: Seni Manajemen Kelas Hebat, Belajar Tanpa Batas tidak sekadar menguraikan kerangka teoritis secara sistematis, tetapi juga menghadirkan pendekatan aplikatif yang kontekstual dan berpijak pada realitas praktik pendidikan Indonesia. Struktur penyajiannya disusun secara runtut dan komprehensif—dimulai dari pemaparan permasalahan aktual, landasan konseptual yang kokoh, prinsip dan model orkestrasi pembelajaran, hingga […]
Buku Transformasi Gereja Bethel Indonesia di Era Teknologi Digital: Adaptasi dan Implikasi Penggunaan AI dalam Pelayanan Gerejawi lahir dari keyakinan bahwa Injil Yesus Kristus relevan di setiap zaman termasuk di tengah derasnya gelombang revolusi digital. AI bukan hanya menghadirkan tantangan, tetapi juga membuka ruang-ruang baru bagi pelayanan yang lebih luas, efektif, dan menjangkau generasi yang […]
Manusia adalah salah satu unsur utama dalam proses pendidikan. Pada hakikatnya manusia dikenal sebagai makhluk belajar (homo educandus) karena memiliki potensi untuk dididik dan kemampuan untuk terus belajar sepanjang hidupnya. Khususnya, karena manusia didukung oleh akal dan rasa ingin tahu yang dimilikinya, dan itulah yang mendorong mereka untuk mencari pengetahuan dan pemahaman tentang dunia di […]
Menilik Kerja Roh Menuju Teologi Pentakostal Konstruktif bagaimana bentuk yang dapat diperkirakan teologi konstruktif khas pentakostal. Teologi konstruktif menjadi sebuah pendekatan yang lebih terbuka, yang lebih dari sekedar teologi sistematik Kristen atau dogmatika Kristen. Sebuah bidang yang dengan sengaja menolak sistematisasi dan malah menekankan pada multiplisitas, keterbukaan, dan dinamisme. Teologi sistematika berupaya untuk menguraikan secara […]
Realitas manusia sebagai mahluk spiritual sudah ada sejak manusia pertama, Adam dan Hawa. Manusia pada hakikatnya adalah mahluk spiritual yang diperlihatkan dalam kesadarannya untuk senantiasa bergantung pada Allah. Dalam menjalankan berbagai aktivitas kehidupannya, manusia selain sebagai mahluk sosial yang berbudaya ia juga menunjukkan nilai-nilai luhur dalam spiritualitasnya, baik dalam peribadatan dan karyanya. Seperti yang diperlihatkan […]
Melalui penilaian berbasis proyek, kita berupaya menciptakan pendidikan yang lebih humanis, di mana siswa tidak hanya dinilai berdasarkan angka, tetapi juga melalui partisipasi dan keterlibatan mereka dalam proyek-proyek nyata yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Pendekatan ini memberikan ruang bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan praktis serta tanggung jawab sosial mereka, sehingga menciptakan suasana belajar yang lebih […]
Menekankan kesatuan tanpa merayakan perbedaan juga dapat menjadi suatu bahaya. Bila fokus hanya pada aspek yang menyamakan gereja-gereja, lambat laun semangat untuk menghargai keragaman akan terkikis. Perbedaan yang seharusnya diterima sebagai anugerah dapat dilihat sebagai hambatan yang harus disingkirkan. Karena itu, penulis menyarankan agar persekutuan gereja dibangun di atas penghargaan terhadap keunikan setiap gereja, di […]
Penafsiran Alkitab bagi kaum Pentakostal adalah sebuah proses yang sangat dipengaruhi oleh peran aktif Roh Kudus, yang dianggap sebagai pemandu utama dalam memahami Firman Tuhan. Pendekatan hermeneutik Pentakostal menggabungkan pembacaan literal dan kontekstual, dengan penekanan kuat pada pengalaman spiritual yang langsung dan nyata. Kaum Pentakostal percaya bahwa Alkitab adalah teks yang hidup, teks itu relevan […]
Secara tegas dapat dikatakan bahwa pemimpin yang dapat dipercaya (trustworthy leader) merupakan titik tumpu dan sekaligus merupakan titik awal (starting point) yang menentukan maju mundurnya suatu organisasi dalam segala aspeknya. Itulah sebabnya menjadi pemimpin yang dapat dipercaya adalah impian atau harapan ideal semua pemimpin dan orang yang dipimpin dalam semua lembaga dan organisasi, mulai dari lembaga keluarga, lembaga pendidikan, organisasi profit dan non-profit, dan negara atau bangsa. Tentu saja harus disadari bahwa harapan seperti itu bukanlah hal yang mudah diwujudkan. Saya pun sungguh-sungguh menyadari bahwa untuk membangun kualitas kompetensi diri pemimpin demi terjadinya kepercayaan tinggi dari seluruh stakeholder organisasi terhadap kepemimpinannya memerlukan usaha keras (hard effort) secara terencana dan kontiniu – walaupun harga yang harus diinvestasikan untuk itu cukup mahal. Dengan kata lain, memang tidak mudah dan bayangkanlah ketika kita sudah melakukan hal benar dan baik pun belum tentu diapresiasi oleh orang lain, bahkan yang lebih ironis lagi terkadang justru sebaliknya yakni tidak jarang kita dianggap berpura-pura dan hidup dalam suasana yang hipokrit.